RAHASIA SURAH AL-FATHIHAH

Bismillah..

Saat pertama jatuh cinta pada lawan jenis saat itu pula muncul harapan-harapan nan indah, tak ada yg diharap selain cintanya, tiap waktu bersamanya adalah kenikmatan, sebab indah dan bahagia ada padanya. Kadang, untuk mendapatkan balasan cinta darinya anda perlu bersikeras memupuk cinta dengan berbagai cara. Memperhatikannya, bertanya tentang kabarnya, bersikap manis kala bertemu, tidak memikirkan hal lain saat bersamanya, memberikan sikap terbaik setiap saat dan lain sebagainya. Sedikit konyol bukan..? tapi itulah saya dan anda tentunya.

Memang benar jika cinta berbalas cinta itulah nikmat sebenarnya, namun tidak banyak orang mengetahui bagaimana cara mendapatkan kenikmatan yang hakiki. Kebanyakan orang hanya terjebak oleh cinta semu bersifat sesaat sampai akhirnya hasrat itu yang membutakan mata dan hati, sebab tanpa sadar akal sebagai tali kendali diri yang Allah anugerahkan telah dikuasai oleh hawa nafsunya sendiri.

Melihat fenomena diatas, muncul dalam benak pertanyaan sederhana, mampukah seseorang untuk jatuh cinta pada Sang Pencipta ( Allah Ajja Wajalla ) sebagaimana mereka pernah mencurahkan cintanya pada sang kekasih ? hingga mampu menumpahkan berbagai pengorbanan yang besar untuk meraih cinta dari-Nya, diberikan-Nya drajat khusyu, sampai pada Akhirnya ia pun mendapatkan balasan cinta berupa kenikmatan syurga nan abadi.

Spontan, shalat menjadi hal pertama yang saya tafakuri, dan hasilnya saya menemukan buah pemikiran yang belum pernah ada sebelumnya.

Allah berfirman, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya, shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan, sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Ankabut [29]: 45).

Subhanallah diawali pertanyaan “mengapa selalu ada perbuatan keji dan mungkar disela-sela aktivitas kehidupan sehari-hari ditengah shalat yang selalu dikerjakan selama ini..? Padahal jelas Allah menerangkan dalam surah Al- Ankabut ayat 45 diatas, bahwasannya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar..

Ada apa sebetulnya dengan shalat ini ? burukkah ? baikkah dimata Allah ? ataukah shalat yang dikerjakan selama ini justru berbuah murka Allah ?? (Na’udzubillah). Jika shalat adalah sebuah cerminan hidup seorang hamba, maka keseharian pola hidup atau keadaan qolbu hamba tersebut akan sangat tergantung pada pelaksanaan shalatnya. Satu hal yang menarik untuk dikaji.

Pernahkah anda membaca surah Al-Fathihah.. ? berapa kali anda membacanya dalam dua puluh empat jam ? dan tentu saja kita membacanya setiap hari mungkin puluhan kali atau bahkan ratusan kali dalam satu hari satu malam saat anda melakukan praktik shalat atau ibadah lainnya.

Tahukah bahwa saat anda membaca surah Al-fatihhah dengan baik dan memahami setiap kandungan ayat dalam Surah tersebut, maka akan mempengaruhi kualitas shalat anda?

Pengertian al-Fathihah berasal dari kata fataha-yaftahu-fathah yang berati pembukaan, dan dapat pula berati kemenangan. Surah al-Fathihah adalah induk dari Al-Qur’an seluruhnya. Surah Al-Fathihah mempunyai nama lain, diantaranya Ash-Shalat. Penamaan ini berdasarkan firman Allah ta’ala dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Muslim, abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, dari Nabi saw. Yang diantara isinya adalah,

قال الله تعالى : قسمت الصلا ة بينى و بين عبدى نصفين ولعبدى ما ساءل

“Allah ta’ala berfirman: Aku membagi shalat menjadi dua; untuk-Ku dan untuk hamba-Ku dan Aku berikan kepada hamba-Ku apa yang dia minta.”

Para ulama’ berpendapat bahwa yang dimaksud dengan shalat di sini adalah surah al-Fathihah, karena shalat tidak sempurna tanpa membaca surah al-Fathihah.

Ketika shalat anda dinilai baik dihadapan Dzat Yang Maha Pemurah, maka seluruh amaliah yang lainnya akan terpelihara dari berbagai keburukan dan bila kita sandarkan pada salah satu hadits qudsi bahwa saat anda memahami kandungan surah Al-Fathihah secara tidak disadari anda telah dipilih Allah menjadi orang yang beruntung (in sya Allah), mengapa ?

Pertama, Karna Anda termasuk orang yang disempurnakan beberapa urusannya dalam keadaan berkah; kedua, anda mendapat tambahan nikmat dan dihilangkannya penderitaaan dunia dan akhirat; ketiga, rahmat Allah sangat dekat anda dan terus menerus lagi berlipat ganda; keempat Anda akan dimudahkan hisab pada hari kiamat dan menerima kebaikan yang berkesinambung disertai pengampunan atas dosa-dosa yang pernah dilakukan; kelima seluruh ibadah kita diberikan ganjaran terbaik dan sama sekali tidak ada kesulitan atas urusan-urusan yang dihadapi sebab pertolongan Allah begitu dekat dan nyata; Terakhir Allah akan memenuhi semua permohonan dan keinginan anda disertai rasa aman akan semua kekhawatiran yang menghampiri, Subhanallah, begitu indah seandainya kita dalam posisi tersebut.

Makna yang dipaparkan dari dua hadits Qudsi diatas menerangkan bahwa antara Surah Al-Fatihah, kualitas shalat, dan kualitas kehidupan seorang hamba sangat berkaitan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Uraian diatas memberi sedikit inspirasi bahwa jika seorang hamba mengarapkan kehidupan yang lebih baik dan bernilai dimata Sang Khalik Allah SWT. maka, sempurnakanlah shalat dengan memahami makna setiap bait surah Al-Fathihah yang kita baca dengan penuh harap bahwasannya drajat khusyu akan datang sebagai penyempurna ibadah ini.  Aamiin..

Ingin ? maka bacalah surah Al-Fathihah sebaik-baiknya, hayati setiap makna kalimat yang terkandung dalam bacaan dengan penuh kesempurnaan. Kejarlah kesempurnaan membacanya sedikit demi sedikit seperti anak tangga yang akan dituju untuk mencapai puncaknya.

Saudaraku..

Setiap amal ibadah pasti ada buahnya. Jika dilakukan karena riya, terpaksa, atau sekadar gugur kewajiban, buahnya adalah kebosanan, kelelahan, dan kekecewaan.

Namun, jika dilakukan dengan ikhlas lagi penuh kesungguhan, salah satu buahnya adalah hadirnya rasa manis dalam menjalani rutinitas ibadah dan ketaatan.

Ayo belajar untuk ikhlas. Lakukan penuh cinta, sehingga cinta dibalas cinta.

Semoga kita termasuk golongan orang yang memperbaiki diri. Aamiin..

 

Penulis

(Pimpinan Majelis dzikir Nasihat At-Taqorrussy)

-Sofian Setiawan SE.

Editor

Dernis Hilman Fiqri

Tinggalkan komentar